Nvidia & Harvard Bersinergi Bangun Laboratorium Quantum Computing
- Rita Puspita Sari
- •
- 28 Mar 2025 18.14 WIB

Ilustrasi Quantum Computing
Nvidia, raksasa teknologi yang selama ini dikenal sebagai pemimpin di industri chip dan kecerdasan buatan (AI), kini memperluas jangkauannya ke dunia quantum computing. Dalam konferensi tahunan GTC AI Conference di San Jose, California, CEO Nvidia, Jensen Huang, mengumumkan bahwa perusahaan akan mendirikan laboratorium penelitian quantum computing di Boston, Amerika Serikat.
Laboratorium ini akan diberi nama Nvidia Accelerated Quantum Research Center (NVAQC) dan akan beroperasi mulai tahun 2025. Proyek ambisius ini akan melibatkan kolaborasi dengan Universitas Harvard, Massachusetts Institute of Technology (MIT), serta beberapa perusahaan teknologi kuantum seperti Quantinuum, Quantum Machines, dan QuEra Computing.
Keputusan Nvidia untuk terjun ke bidang komputasi kuantum ini menarik perhatian banyak pihak. Sebelumnya, dalam konferensi yang sama, Huang sempat secara spontan menyebut bahwa komputer kuantum mungkin baru akan terwujud dalam 20 tahun ke depan. Namun, ia kemudian meralat pernyataan tersebut di hadapan para eksekutif perusahaan teknologi kuantum, menunjukkan komitmen Nvidia dalam mempercepat pengembangan teknologi ini.
"Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah seorang CEO mengundang semua tamu untuk menjelaskan mengapa ia bisa salah," ujar Huang dalam konferensi tersebut.
Quantum Computing: Era Baru Komputasi?
Quantum computing dianggap sebagai lompatan besar dalam dunia komputasi. Berbeda dengan komputer konvensional yang berbasis bit (0 dan 1), komputer kuantum menggunakan qubit, yang dapat berada dalam superposisi dari dua keadaan sekaligus. Ini memungkinkan pemrosesan data dengan cara yang jauh lebih cepat dan efisien untuk beberapa jenis masalah tertentu.
Beberapa bidang yang berpotensi mendapatkan manfaat besar dari quantum computing adalah:
- Kimia dan Material Science: Memahami interaksi atom dan molekul untuk menciptakan material baru.
- Kriptografi dan Keamanan Siber: Algoritma kuantum dapat memecahkan enkripsi klasik dengan lebih cepat.
- Optimalisasi dan AI: Memproses data dalam skala besar untuk meningkatkan kecerdasan buatan.
- Keuangan: Model simulasi dan prediksi yang lebih akurat dalam dunia keuangan.
Namun, meskipun memiliki potensi luar biasa, pengembangan komputer kuantum masih menghadapi tantangan besar, termasuk stabilitas qubit, kesalahan perhitungan, dan kebutuhan energi yang tinggi.
Peran Nvidia dalam Quantum Computing
Nvidia bukan pemain baru dalam teknologi tinggi, tetapi masuknya mereka ke dunia quantum computing menunjukkan bahwa industri ini semakin menarik bagi perusahaan besar.
Huang menyebut bahwa dirinya telah berbicara dengan para eksekutif dari belasan perusahaan teknologi kuantum, termasuk beberapa yang sudah mulai menghasilkan pendapatan dari teknologi ini. Salah satu contoh adalah Infleqtion, yang telah mengembangkan computing clock yang bisa disinkronisasi dengan chip komputasi klasik.
Menurut Matt Kinsella, CEO Infleqtion, teknologi ini bisa membantu memadukan komputasi kuantum dengan sistem tradisional. Sementara itu, Peter Chapman, CEO IonQ, menegaskan bahwa komputer kuantum tidak akan menggantikan komputer klasik sepenuhnya, melainkan akan bekerja berdampingan.
"Kami menggunakan GPU Nvidia untuk mendesain chip kuantum kami. Ini akan menjadi sistem klasik yang dipasang di sebelah komputer kuantum," ujar Chapman.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun komputer kuantum memiliki keunggulan dalam beberapa aspek, mereka tetap membutuhkan sistem konvensional untuk mendukung pengoperasiannya.
Tantangan dan Harapan Masa Depan
Meskipun banyak perusahaan mulai bereksperimen dengan quantum computing, teknologi ini masih dalam tahap awal. Ada beberapa tantangan utama yang harus diatasi:
- Stabilitas Qubit: Qubit sangat sensitif terhadap gangguan lingkungan, sehingga memerlukan kondisi ekstrem (seperti suhu sangat rendah) untuk beroperasi dengan baik.
- Kesalahan Perhitungan: Kesalahan dalam pemrosesan kuantum masih menjadi tantangan besar yang perlu diselesaikan.
- Skalabilitas: Saat ini, komputer kuantum masih sulit untuk diperbesar kapasitasnya agar dapat digunakan untuk aplikasi praktis dalam skala besar.
Namun, dengan investasi besar dari perusahaan seperti Nvidia dan kolaborasi dengan universitas terkemuka seperti Harvard dan MIT, harapan untuk melihat kemajuan pesat dalam teknologi ini semakin besar.
"Kolaborasi ini akan mempercepat pengembangan komputasi kuantum, membuka pintu untuk inovasi di berbagai bidang," kata seorang peneliti dari Harvard yang terlibat dalam proyek ini.
Masa Depan Quantum Computing
Dengan pendirian Nvidia Accelerated Quantum Research Center (NVAQC), Boston akan menjadi pusat penelitian dan inovasi komputasi kuantum. Kolaborasi antara Nvidia, Harvard, MIT, dan perusahaan teknologi lainnya menandai langkah besar dalam percepatan pengembangan komputer kuantum.
Meskipun masih dalam tahap awal, kemajuan di bidang ini bisa membawa dampak besar bagi berbagai industri, dari kesehatan, keuangan, hingga keamanan siber. Jika tantangan teknis bisa diatasi, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan, kita akan melihat quantum computing menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Apakah Nvidia akan berhasil membawa quantum computing ke level berikutnya? Waktu yang akan menjawab. Namun satu hal yang pasti, dunia sedang memasuki era baru dalam evolusi teknologi komputasi.