AI & Keamanan SaaS: Mengatasi Ancaman Siber di Era Digital
- Rita Puspita Sari
- •
- 28 Mar 2025 22.21 WIB

Ilustrasi Artificial Intelligence
Dalam era digital saat ini, penggunaan perangkat lunak sebagai layanan (Software as a Service atau SaaS) telah meningkat pesat di berbagai organisasi. Rata-rata, sebuah organisasi menggunakan sekitar 112 aplikasi SaaS, dan jumlah ini terus bertambah. Namun, banyak perusahaan tidak menyadari skala penuh dari integrasi SaaS yang mereka gunakan.
Sebuah studi tahun 2024 mengungkapkan bahwa 49% dari 644 responden yang sering menggunakan Microsoft 365 mengira bahwa mereka hanya memiliki kurang dari 10 aplikasi yang terhubung ke platform tersebut. Namun, data menunjukkan bahwa rata-rata terdapat lebih dari 1.000 koneksi SaaS-to-SaaS dalam satu implementasi Microsoft 365. Angka ini baru dari satu penyedia layanan SaaS besar, belum termasuk risiko keamanan lain yang dapat muncul dari berbagai integrasi layanan lainnya.
Dalam kondisi ini, keamanan SaaS menjadi tantangan besar. Metode keamanan tradisional tidak lagi cukup untuk menangani kompleksitas dan kecepatan perkembangan ancaman siber. Di sinilah kecerdasan buatan (AI) memainkan peran kunci dalam mengamankan lingkungan SaaS yang terus berkembang.
Tantangan Keamanan dalam Environment SaaS
Banyak organisasi masih mengandalkan metode keamanan manual atau konvensional, yang tidak dapat mengikuti dinamika ancaman siber yang semakin kompleks. Beberapa risiko utama dalam keamanan SaaS meliputi:
- Kesalahan konfigurasi keamanan
Setiap aplikasi SaaS memiliki pengaturan keamanan unik. Kesalahan dalam konfigurasi dapat menciptakan celah keamanan yang rentan dieksploitasi oleh peretas. - Penyimpanan data sensitif dalam aplikasi bisnis penting
Aplikasi seperti CRM (Customer Relationship Management), perangkat lunak keuangan, dan alat kolaborasi menyimpan data perusahaan yang sangat berharga. Ini menjadikannya target utama bagi serangan siber. - Shadow IT dan integrasi pihak ketiga
Shadow IT merujuk pada penggunaan aplikasi dan layanan teknologi informasi tanpa persetujuan atau pengawasan dari tim keamanan TI. Integrasi dengan aplikasi pihak ketiga yang tidak diverifikasi dapat membuka celah keamanan yang sulit dideteksi. - Keamanan layanan AI pihak ketiga
Banyak organisasi menggunakan layanan AI dari penyedia pihak ketiga, seperti transkripsi audio/video, untuk mendukung operasi mereka. Namun, tidak semua penyedia ini memenuhi standar keamanan dan regulasi yang ketat. - Frekuensi pembaruan yang tinggi
Penyedia SaaS besar melakukan pembaruan hampir setiap hari, dengan ribuan pengembang yang terlibat. Ini membuat pemantauan manual terhadap perubahan keamanan menjadi tugas yang nyaris mustahil.
Karena faktor-faktor di atas, metode keamanan tradisional tidak dapat mengimbangi laju perkembangan ancaman siber, sehingga banyak organisasi berisiko mengalami pelanggaran data dan serangan siber.
Peran AI dalam Keamanan SaaS
Dalam menghadapi tantangan keamanan SaaS yang semakin kompleks, kecerdasan buatan (AI) menjadi solusi utama. AI bukan hanya alat tambahan, tetapi sudah menjadi kebutuhan mutlak dalam strategi keamanan modern.
Salah satu contoh solusi keamanan berbasis AI adalah AskOmni dari AppOmni, yang menggunakan Generative AI (GenAI) dan analitik canggih untuk meningkatkan keamanan SaaS. AI dapat membantu dalam berbagai aspek keamanan, seperti:
- Analisis cepat dan akurat terhadap peristiwa keamanan
AI dapat mendeteksi ancaman lebih cepat dibandingkan metode tradisional, mengurangi waktu yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan merespons insiden keamanan. - Interaksi berbasis percakapan dengan AI
Melalui AI percakapan, tim keamanan dapat mengajukan pertanyaan kompleks tentang keamanan SaaS dan mendapatkan jawaban yang jelas serta dapat ditindaklanjuti. - Visualisasi risiko untuk pemahaman lebih dalam
AI tidak hanya mendeteksi ancaman tetapi juga membantu dalam memvisualisasikan risiko yang ada, sehingga tim keamanan dapat memahami dan menanggapi ancaman dengan lebih efektif. - Dukungan multi-bahasa
Dengan kemampuan untuk beroperasi dalam berbagai bahasa seperti Jepang, Prancis, dan Inggris, AI membantu tim keamanan global untuk berinteraksi tanpa hambatan bahasa.
Sebagai contoh, AskOmni dapat mendeteksi masalah keamanan akibat hak akses yang berlebihan, dengan mempertimbangkan pola akses, data sensitif, dan persyaratan kepatuhan. AI tidak hanya memberikan notifikasi tentang ancaman tetapi juga menjelaskan dampak potensial serta langkah-langkah prioritas untuk mengatasinya.
AI + Data: Kombinasi Kunci untuk Keamanan SaaS
AI tidak dapat bekerja sendiri, data berkualitas tinggi merupakan bahan bakar utama yang memungkinkan AI berfungsi secara optimal. Namun, dalam dunia keamanan siber, mendapatkan dataset yang bersih, relevan, dan tidak bias merupakan tantangan tersendiri.
Beberapa kendala utama dalam mendapatkan data berkualitas tinggi untuk AI antara lain:
- Akses terbatas ke data keamanan penting
Intelijen ancaman, log keamanan, dan data insiden sering kali tersebar dalam berbagai sistem yang tidak terintegrasi, menyulitkan analisis AI. - Kurangnya standar format data
Tanpa standar yang seragam, sulit untuk mengumpulkan dan memproses data dari berbagai platform SaaS dengan efisien. - Masalah privasi dan kepatuhan
Beberapa informasi sensitif tidak dapat digunakan untuk pelatihan AI karena alasan kepatuhan terhadap regulasi seperti GDPR dan HIPAA.
Meski demikian, AI tetap memiliki potensi besar untuk meningkatkan keamanan SaaS dengan:
- Analisis otomatis terhadap peristiwa keamanan, memberikan visibilitas lebih dalam terhadap lingkungan SaaS.
- Deteksi ancaman dengan akurasi tinggi, mengurangi risiko kesalahan manusia dalam mengidentifikasi ancaman.
- Prioritisasi risiko berdasarkan tingkat ancaman, dengan rekomendasi berdasarkan praktik terbaik di dunia nyata.
Saat ini, AppOmni telah mengamankan lebih dari 101 juta pengguna, memproses lebih dari 2 miliar peristiwa keamanan setiap hari, dan menawarkan:
- Deteksi dan prioritas risiko yang lebih akurat
- Visibilitas mendalam terhadap keamanan SaaS
- Wawasan yang langsung dapat diterapkan dalam strategi keamanan
Dampak AI dalam Keamanan SaaS
AI telah memberikan dampak nyata dalam meningkatkan keamanan SaaS. Sebagai contoh, sebuah perusahaan global baru-baru ini menggunakan AskOmni untuk mengevaluasi sistem keamanan SaaS mereka.
Dalam hitungan menit, AI berhasil mengidentifikasi beberapa masalah kritis, termasuk:
- Aplikasi yang mengabaikan batasan IP, yang memungkinkan akses tidak sah ke dalam sistem.
- Self-authorization tidak sah di Salesforce, yang memungkinkan pengguna tanpa izin untuk mendapatkan hak akses administratif.
- Aplikasi berisiko tinggi yang sudah usang, yang dapat menjadi pintu masuk bagi peretas.
Tanpa bantuan AI, identifikasi masalah-masalah ini dapat memakan waktu berhari-hari atau bahkan terlewatkan sepenuhnya.
Masa Depan Keamanan SaaS Berbasis AI
AI tidak hanya meningkatkan keamanan SaaS, tetapi juga mendefinisikan ulang batasan perlindungan data.
Organisasi yang mengadopsi solusi keamanan berbasis AI akan memiliki keunggulan besar dalam melindungi data dan tetap selangkah lebih maju dari ancaman siber.
Ke depan, penggunaan AI dalam keamanan SaaS akan semakin berkembang dengan:
- Peningkatan otomatisasi dalam deteksi dan respons ancaman
- Analitik keamanan yang lebih canggih dan prediktif
- Integrasi AI yang lebih luas dalam strategi keamanan perusahaan
Mengamankan SaaS dengan AI bukan lagi sekadar opsi, tetapi keharusan bagi organisasi modern yang ingin tetap aman di era digital yang terus berkembang.