Jangan Katakan 8 Hal Ini ke ChatGPT, Bisa Bahaya!


Ilustrasi ChatGPT

Ilustrasi ChatGPT

Di era digital seperti sekarang, chatbot berbasis Artificial Intelligence (AI) seperti ChatGPT, Gemini, dan Copilot semakin sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang memanfaatkannya untuk mencari inspirasi, menulis, hingga meminta nasihat pribadi seperti keuangan dan kesehatan. Namun, ada batas penting yang sering diabaikan: tidak semua hal boleh dibicarakan dengan chatbot.

Sebuah laporan dari Times of India menyoroti bahwa sebagian pengguna tanpa sadar membagikan informasi yang seharusnya bersifat rahasia kepada chatbot. Padahal, data yang dikirim ke platform AI dapat tersimpan di server dan berpotensi diakses oleh pihak lain. Untuk menjaga keamanan dan privasi, berikut delapan hal yang sebaiknya tidak pernah kamu katakan atau bagikan kepada ChatGPT dan chatbot lainnya.

  1. Informasi Pribadi
    Hal pertama dan paling penting: jangan pernah membagikan informasi pribadi. Ini termasuk nama lengkap, alamat rumah, nomor telepon, KTP, kata sandi, atau data pribadi lainnya. ChatGPT dan chatbot sejenis bukan tempat yang aman untuk menyimpan data sensitif.

    Anggaplah chatbot sebagai ruang publik di internet. Jika kamu tidak nyaman mengucapkan sesuatu di depan umum, maka jangan ketikkan itu di chatbot. Meski platform AI memiliki sistem keamanan, tidak ada jaminan 100% bahwa datamu tidak akan disalahgunakan.

  2. Informasi Perbankan
    Nomor rekening, kartu kredit, atau nomor jaminan sosial adalah informasi yang sangat sensitif. Chatbot bukanlah sistem transaksi keuangan dan tidak memiliki lapisan enkripsi yang sesuai untuk melindungi data tersebut.

    Sekali saja informasi perbankanmu tersimpan di server, ada risiko data itu diretas atau digunakan untuk kejahatan seperti pencurian identitas atau penipuan. Jadi, jangan pernah memberikan detail finansial pada chatbot, apa pun alasannya.

  3. Rahasia Pribadi atau Profesional
    Sebanyak apa pun kamu merasa “nyaman” berbicara dengan chatbot, ia bukan teman atau terapis pribadi. AI tidak memiliki empati sejati dan tidak bisa menjaga rahasia. Informasi yang kamu tulis bisa digunakan untuk pelatihan model di masa depan, atau bahkan muncul dalam data yang diakses orang lain jika tidak dikelola dengan baik.

    Jadi, jangan pernah curhat soal rahasia kantor, strategi bisnis, atau permasalahan keluarga di sana. Simpan untuk orang-orang yang benar-benar bisa dipercaya.

  4. Masalah Darurat
    Dalam situasi darurat misalnya kebakaran, kecelakaan, atau ancaman kesehatan jangan buang waktu dengan mengetik di chatbot. AI tidak bisa mendeteksi asap, gas, atau mengirim ambulans.

    Langkah yang benar adalah segera menghubungi nomor darurat setempat. ChatGPT bisa digunakan setelah situasi aman, misalnya untuk memahami langkah pertolongan pertama atau mencari dukungan psikologis pascakejadian.

  5. Berita Terkini (Breaking News)
    Chatbot AI tidak memiliki akses real-time ke berita terbaru. Jawaban yang diberikan biasanya berdasarkan data pelatihan sebelumnya, bukan dari update langsung.

    Jika kamu mencari berita terbaru, lebih baik mengandalkan sumber resmi seperti media online, siaran TV, atau situs pemerintah. Chatbot dapat membantumu memahami konteks atau menjelaskan latar belakang suatu berita, tetapi bukan sumber informasi terkini.

  6. Masalah Medis
    ChatGPT memang bisa memberikan informasi umum tentang kesehatan, tapi ia bukan pengganti dokter. AI tidak memiliki kemampuan diagnosis yang akurat dan tidak dapat menilai kondisi fisik pengguna.

    Mengandalkan chatbot untuk menentukan penyakit, dosis obat, atau terapi bisa sangat berbahaya. Untuk hal-hal medis, selalu konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional. Chatbot hanya bisa memberikan edukasi umum, bukan keputusan medis.

  7. Masalah Romantis
    Walau beberapa orang menggunakan chatbot untuk mengisi kesepian, penting diingat bahwa AI tidak memiliki perasaan atau kemampuan membangun hubungan emosional. ChatGPT dirancang untuk memberikan jawaban informatif, bukan interaksi romantis atau seksual.

    Menggantungkan kebutuhan emosional pada chatbot justru bisa mengaburkan batas antara realitas dan dunia digital. Hubungan manusia tetap tak tergantikan oleh teknologi.

  8. Hal Apa Pun yang Tidak Ingin Kamu Sebarkan
    Inilah prinsip paling sederhana: jika kamu tidak ingin sesuatu diketahui orang lain, jangan tulis itu di chatbot. Setiap data yang dikirimkan ke sistem AI dapat tersimpan, diolah, atau digunakan untuk pengembangan sistem di masa depan.

    Meskipun perusahaan AI seperti OpenAI, Google, atau Anthropic memiliki kebijakan privasi, tetap ada kemungkinan data digunakan untuk pelatihan model. Jadi, berhati-hatilah sebelum mengetik hal-hal sensitif, termasuk ide bisnis, dokumen penting, atau data internal perusahaan.

Chatbot AI seperti ChatGPT memang menawarkan kenyamanan luar biasa. Namun, kenyamanan itu harus dibarengi dengan kesadaran akan batas privasi dan keamanan digital.

Gunakan AI dengan bijak: jangan bagikan data pribadi, rahasia, atau informasi sensitif. Ingatlah bahwa apa pun yang kamu tulis di ruang digital berpotensi meninggalkan jejak. Dalam dunia yang semakin terhubung ini, menjaga privasi adalah bentuk perlindungan diri paling utama.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait