ChatGPT Kini Lebih Aman dengan Fitur Parental Control
- Rita Puspita Sari
- •
- 18 jam yang lalu

Ilustrasi Fitur Parental Control
Dalam era digital yang semakin maju, Artificial Intelligence (AI) tidak hanya hadir untuk membantu pekerjaan orang dewasa, tetapi juga mulai menjadi bagian dari kehidupan remaja. Salah satu contoh nyatanya adalah ChatGPT, chatbot AI buatan OpenAI yang kini banyak digunakan untuk belajar, berdiskusi, bahkan menemani keseharian pengguna muda. Namun, di balik manfaatnya, muncul kekhawatiran akan dampak negatif dari penggunaan AI tanpa pengawasan. Menjawab isu tersebut, OpenAI memperkenalkan fitur parental control di ChatGPT — inovasi penting yang dirancang untuk melindungi remaja dan memberikan kontrol lebih besar kepada orangtua.
Mengapa Fitur Parental Control Diperlukan
Fitur ini hadir bukan tanpa alasan. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan AI di kalangan remaja meningkat pesat. Banyak dari mereka menggunakan ChatGPT bukan hanya untuk belajar, tapi juga untuk mencari teman bicara saat merasa kesepian. Berdasarkan survei Common Sense Media, sebanyak 72 persen remaja di Amerika Serikat menggunakan AI sebagai teman ngobrol (AI companions), dan lebih dari separuhnya melakukannya secara rutin setiap bulan.
Namun, di sisi lain, peningkatan penggunaan ini memunculkan berbagai risiko baru, seperti paparan terhadap konten berbahaya, kecanduan digital, serta potensi dampak psikologis akibat interaksi intens dengan chatbot yang belum sepenuhnya memahami konteks emosional manusia. Beberapa kasus ekstrem bahkan menunjukkan dampak yang tragis.
Salah satunya adalah kasus Adam Raine, remaja berusia 16 tahun asal California, yang dikabarkan melakukan bunuh diri setelah mendapat saran dari ChatGPT. Orangtua Raine menuduh chatbot tersebut memvalidasi pikiran berbahaya anak mereka dan mendorongnya untuk mengakhiri hidup. Kasus ini memicu kekhawatiran besar di masyarakat dan menjadi titik balik bagi OpenAI untuk memperkuat aspek keselamatan pengguna remaja.
Cara Kerja Fitur Parental Control di ChatGPT
Fitur parental control memungkinkan orangtua menautkan akun ChatGPT mereka dengan akun milik anak remaja. Setelah ditautkan, orangtua dapat mengawasi serta mengatur berbagai aspek penggunaan chatbot AI tersebut.
Beberapa pengaturan penting yang bisa dilakukan antara lain:
- Mengatur waktu penggunaan (jam tenang): Orangtua dapat menentukan kapan anak boleh menggunakan ChatGPT dan kapan harus beristirahat dari layar.
- Menonaktifkan fitur tertentu: Seperti voice mode, memori, atau create image, jika dirasa belum sesuai untuk usia anak.
- Mengatur izin data: Orangtua juga dapat memilih apakah percakapan anak boleh digunakan untuk melatih model AI atau tidak, demi menjaga privasi keluarga.
Dengan fleksibilitas ini, OpenAI memastikan bahwa setiap keluarga bisa menyesuaikan pengaturan sesuai kebutuhan dan nilai-nilai yang mereka anut. Artinya, fitur parental control bersifat opsional dan dapat dikustomisasi, bukan bersifat memaksa.
Sistem Notifikasi dan Perlindungan Tambahan
Selain kontrol fitur dan waktu, OpenAI menambahkan sistem notifikasi cerdas yang dapat memberi tahu orangtua jika AI mendeteksi tanda-tanda bahaya. ChatGPT kini dilengkapi kemampuan untuk mengenali percakapan yang mengarah pada tindakan berisiko, seperti menyakiti diri sendiri atau pikiran bunuh diri.
Jika sistem mendeteksi indikasi seperti itu, tim peninjau manusia dari OpenAI akan menilai ulang konteks percakapan. Bila diperlukan, mereka dapat mengirim notifikasi kepada orangtua melalui email, SMS, atau aplikasi. Namun, OpenAI menegaskan bahwa sistem ini belum sempurna dan tidak bisa diandalkan sepenuhnya. Komunikasi terbuka antara orangtua dan anak tetap menjadi elemen terpenting dalam mencegah risiko serius.
Dalam kasus ekstrem, OpenAI bahkan sedang menyiapkan prosedur darurat yang memungkinkan koordinasi dengan layanan gawat darurat, jika AI mendeteksi ancaman serius terhadap keselamatan anak dan orangtua tidak bisa dihubungi. Langkah ini menunjukkan keseriusan OpenAI dalam menghadapi risiko psikologis di kalangan pengguna muda.
Membatasi Paparan Konten Berisiko
Tak hanya soal waktu dan notifikasi, fitur parental control juga dilengkapi perlindungan konten tambahan. Akun remaja yang terhubung dengan sistem ini akan memiliki batasan terhadap berbagai jenis konten sensitif, seperti:
- Materi grafis atau kekerasan,
- Roleplay seksual,
- Tantangan viral berbahaya,
- Idealisasi kecantikan ekstrem, dan
- Konten yang mendorong perilaku tidak sehat.
Berdasarkan hasil riset internal OpenAI, pembatasan ini dibuat agar remaja tetap bisa menggunakan ChatGPT secara produktif tanpa terpapar hal-hal yang dapat memengaruhi kondisi mental dan emosional mereka. Dengan demikian, ChatGPT tetap bisa menjadi alat pembelajaran dan eksplorasi yang aman bagi generasi muda.
Respon Regulasi dan Sorotan Publik
Peluncuran parental control ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan dari regulator dan masyarakat global terhadap keamanan AI. Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat bahkan telah memulai penyelidikan terhadap beberapa perusahaan besar seperti OpenAI, Meta, dan xAI sejak awal 2025. FTC menuntut penjelasan tentang bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut memantau dampak AI terhadap anak dan remaja.
Investigasi Reuters juga sempat mengungkap kasus di mana chatbot AI milik Meta terlibat dalam percakapan yang bersifat romantis dan sensual dengan pengguna muda. Sementara itu, fitur “Spicy Mode” di platform GrokAI milik X (dulu Twitter) menuai kritik karena memungkinkan pengguna memproduksi konten NSFW (not safe for work).
Di tengah sorotan tersebut, langkah OpenAI meluncurkan parental control dipandang sebagai tindakan proaktif dan bertanggung jawab. Meski belum menjadi solusi akhir, fitur ini menandai perubahan arah kebijakan OpenAI menuju AI yang lebih aman, transparan, dan ramah keluarga.
Orangtua Tetap Jadi Garda Terdepan
OpenAI menekankan bahwa teknologi hanyalah sebagian dari solusi. Parental control tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran komunikasi antara orangtua dan anak. Sebaliknya, fitur ini justru menjadi alat bantu agar orangtua bisa lebih mudah mendampingi anak dalam dunia digital.
Perusahaan juga mendorong keluarga untuk menetapkan aturan penggunaan AI di rumah, seperti:
- Menentukan waktu dan tujuan penggunaan ChatGPT,
- Membicarakan hal-hal yang boleh dan tidak boleh ditanyakan ke AI,
- Mengajarkan anak cara berpikir kritis terhadap jawaban AI,
- Dan memastikan anak memahami perbedaan antara chatbot dan manusia.
Dengan pendekatan ini, hubungan antara teknologi dan keluarga bisa berjalan seimbang — AI tetap menjadi alat bantu, bukan pengganti interaksi manusia.
Cara Mengaktifkan Fitur Parental Control di ChatGPT
Berikut cara untuk mengaktifkan fitur Parental Control di ChatGPT:
-
Persiapkan Akun Orangtua dan Akun Anak
Sebelum mengaktifkan fitur ini, pastikan:- Orangtua memiliki akun ChatGPT aktif.
- Anak remaja juga memiliki akun ChatGPT sendiri (minimal usia 13 tahun dengan izin orangtua).
- Keduanya harus menggunakan email yang valid dan berbeda.
Catatan: Parental control hanya tersedia untuk akun ChatGPT yang masuk melalui situs resmi https://chat.openai.com atau aplikasi ChatGPT terbaru (Android/iOS versi 2025.9 ke atas).
-
Masuk ke Menu Pengaturan (Settings)
Buka aplikasi atau situs ChatGPT dan login menggunakan akun orangtua.
Klik profil Anda (biasanya ikon foto atau inisial di kiri bawah).- Pilih menu Settings (Pengaturan).
- Di dalam pengaturan, cari dan klik Parental Controls (Kontrol Orangtua).
Jika belum muncul, pastikan aplikasi ChatGPT telah diperbarui ke versi terbaru.
-
Tautkan Akun Anak (Link Account)
Di menu Parental Controls, pilih “Add Teen Account” atau “Tambahkan Akun Remaja”.- Masukkan alamat email anak yang digunakan untuk akun ChatGPT-nya.
- Klik Send Invite / Kirim Undangan.
- Anak akan menerima email undangan dari OpenAI untuk menautkan akun mereka.
- Minta anak membuka email tersebut, lalu klik tautan “Accept Invitation” (Terima Undangan).
- Setelah anak menyetujui, akun orangtua dan anak akan terhubung otomatis.
Orangtua akan mendapat notifikasi bahwa tautan berhasil.
-
Atur Jam dan Batas Penggunaan ChatGPT
Setelah akun terhubung, Anda dapat mengatur jam penggunaan agar anak tidak terlalu lama atau tidak menggunakan ChatGPT di waktu tertentu.- Masuk kembali ke menu Parental Controls.
- Pilih Quiet Hours .
- Tentukan jam kapan anak boleh dan tidak boleh menggunakan ChatGPT (misalnya hanya antara pukul 08.00–21.00).
- Simpan pengaturan.
Fitur ini membantu menghindari penggunaan berlebihan dan mendukung keseimbangan digital anak.
-
Nonaktifkan Fitur-Fitur Tertentu
OpenAI memberi opsi bagi orangtua untuk menonaktifkan fitur yang dianggap belum sesuai usia anak, seperti:- Voice Mode
- Image Creation
- Memory
Langkah-langkahnya:
- Buka Settings → Parental Controls.
- Pilih akun anak yang ingin diatur.
- Geser tombol (toggle) ke OFF untuk fitur yang ingin dinonaktifkan.
- Simpan pengaturan.
Jika fitur Memory dimatikan, ChatGPT tidak akan menyimpan konteks percakapan anak di masa mendatang.
-
Atur Privasi dan Penggunaan Data
Orangtua juga dapat menentukan apakah percakapan anak boleh digunakan untuk melatih model ChatGPT atau tidak.- Masuk ke akun orangtua → Parental Controls.
- Pilih tab Data & Privacy.
- Centang opsi “Do not use teen conversations for training” (Jangan gunakan percakapan anak untuk pelatihan model).
Ini memastikan privasi anak tetap terlindungi dan data mereka tidak digunakan untuk pengembangan AI tanpa izin keluarga.
-
Aktifkan Notifikasi Keamanan
Salah satu fitur terpenting adalah notifikasi darurat bila ChatGPT mendeteksi percakapan berisiko tinggi, seperti:- Pikiran menyakiti diri sendiri,
- Indikasi depresi berat, atau
- Tindakan berbahaya lainnya.
Langkahnya:
- Masuk ke Parental Controls → Alerts & Notifications.
- Pilih metode notifikasi: Email, SMS, atau Aplikasi ChatGPT.
- Aktifkan opsi “Alert me when risk detected” (Beritahu saya jika ada risiko terdeteksi).
Jika AI mendeteksi hal mencurigakan, sistem akan:
- Mengirimkan peringatan kepada orangtua,
- Melibatkan tim peninjau manusia,
- Dan, dalam kasus darurat, bisa menghubungi layanan bantuan.
Namun OpenAI menekankan bahwa sistem ini tidak selalu akurat. Komunikasi langsung antara orangtua dan anak tetap menjadi kunci utama.
-
Aktifkan Filter Konten Sensitif
Untuk melindungi anak dari paparan konten tidak pantas, Anda dapat mengaktifkan konten filter.
Langkah-langkah:- Masuk ke akun orangtua → Parental Controls → Content Filters.
- Aktifkan filter berikut sesuai kebutuhan:
- Violence
- Sexual or Roleplay Content
- Graphic or Extreme Content
- Beauty Ideals / Body Image
- Dangerous Challenges
- Klik Save Settings (Simpan).
Filter ini otomatis aktif untuk akun remaja, tetapi orangtua bisa menyesuaikannya lebih lanjut.
-
Pantau dan Evaluasi Secara Berkala
Fitur parental control bukan hanya untuk membatasi, tetapi juga untuk mendampingi.
Lakukan hal berikut secara rutin:- Cek riwayat penggunaan (tanpa melihat isi percakapan).
- Evaluasi apakah waktu penggunaan sudah seimbang.
- Diskusikan dengan anak tentang pengalaman mereka menggunakan AI.
Ubah pengaturan sesuai perkembangan dan kebutuhan anak.
-
Menonaktifkan Parental Control
Jika anak sudah dianggap cukup dewasa atau fitur ini tidak lagi dibutuhkan:- Masuk ke akun orangtua → Parental Controls.
- Pilih akun anak → klik Unlink Account .
- Konfirmasi dengan memasukkan kata sandi.
- Sistem akan memberi notifikasi bahwa akun telah dilepaskan.
Orangtua akan tetap menerima pemberitahuan terakhir bahwa tautan telah diputus.
Langkah Strategis untuk Pulihkan Kepercayaan Publik
Hadirnya parental control juga menjadi bagian dari strategi besar OpenAI untuk memulihkan kepercayaan publik. Setelah beberapa tahun diwarnai kontroversi tentang keamanan data, bias algoritma, dan dampak sosial AI, langkah ini menunjukkan bahwa perusahaan mulai memprioritaskan keselamatan pengguna muda.
Fitur ini mungkin belum sempurna, namun menjadi sinyal kuat bahwa OpenAI berupaya menciptakan AI yang lebih manusiawi — bukan sekadar pintar, tetapi juga peduli terhadap nilai moral, privasi, dan kesejahteraan penggunanya.
Meski belum menjadi solusi final, langkah ini menunjukkan bahwa masa depan AI bukan hanya tentang kemampuan teknologi, tetapi juga tentang kepedulian terhadap manusia yang menggunakannya. Dengan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak, serta pengawasan yang tepat, ChatGPT bisa menjadi sahabat belajar yang cerdas sekaligus aman bagi generasi muda.