Mengenal Latam-GPT, ChatGPT Versi Amerika Latin


Ilustrasi Chatbot AI

Ilustrasi Chatbot AI

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) saat ini telah menjadi pusat perhatian global. Dari Silicon Valley hingga Beijing, persaingan membangun model bahasa besar (large language model/LLM) semakin intens. Produk seperti ChatGPT milik OpenAI dan Gemini dari Google telah menjadi contoh bagaimana AI dapat memengaruhi cara kita bekerja, belajar, bahkan berinteraksi sehari-hari. Namun, dominasi raksasa teknologi dari Amerika Serikat dan Tiongkok menimbulkan kekhawatiran mengenai ketergantungan global terhadap teknologi impor.

Di tengah kondisi tersebut, Amerika Latin mulai mengambil langkah berani dengan meluncurkan proyek Latam-GPT, sebuah model bahasa besar berbasis open source. Proyek ini dipimpin oleh CENIA (Chile’s National Center for Artificial Intelligence) dan menjadi simbol kemandirian teknologi kawasan yang selama ini sering hanya menjadi konsumen teknologi asing.

Artikel ini akan membahas mengenai Latam-GPT, mulai dari latar belakang, data dan teknologi yang digunakan, manfaat bagi sektor-sektor penting, hingga dampaknya bagi peta persaingan global di dunia AI.

 
Apa Itu Latam-GPT?

Latam-GPT adalah large language model (LLM) berbasis open source yang dilatih menggunakan jutaan dokumen dari berbagai negara di Amerika Latin. Model ini tidak hanya sekadar tiruan ChatGPT, melainkan AI yang dirancang khusus untuk memahami konteks budaya, bahasa, dan sejarah Amerika Latin.

Menurut pernyataan resmi, Latam-GPT dilatih dengan lebih dari 2,6 juta dokumen yang berasal dari 20 negara di Amerika Latin serta Spanyol. Dokumen-dokumen tersebut mencakup berbagai topik mulai dari literatur, sejarah, hukum, hingga percakapan sehari-hari. Dengan begitu, Latam-GPT diharapkan mampu memberikan jawaban yang relevan dan sesuai dengan realitas masyarakat di kawasan tersebut.

Peluncuran publik Latam-GPT dijadwalkan pada 2025, menjadikannya salah satu proyek AI open source terbesar yang lahir dari kawasan Amerika Latin.

 
Jawaban Regional terhadap Dominasi Big Tech

Selama ini, perkembangan AI global cenderung terpusat di beberapa wilayah saja, seperti Amerika Serikat dengan OpenAI, Google, dan Meta, serta Tiongkok dengan Baidu, Alibaba, dan DeepSeek. Amerika Latin, meski memiliki populasi lebih dari 650 juta jiwa, masih sering dipandang hanya sebagai pengguna teknologi, bukan pencipta.

Inisiatif Latam-GPT hadir sebagai jawaban regional atas dominasi tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Álvaro Soto, Direktur CENIA:

“Kami tidak bermaksud bersaing dengan OpenAI atau Google. Kami ingin sebuah model yang memahami Amerika Latin dan Karibia—yang peka terhadap dialek, sejarah, serta kebutuhan budaya kami.”

Dengan kata lain, Latam-GPT bukanlah tentang siapa yang lebih canggih secara teknis, melainkan tentang representasi budaya dan bahasa dalam ekosistem AI.

 
Fakta dan Angka Latam-GPT

Agar lebih jelas, berikut adalah beberapa data penting terkait Latam-GPT:

  • Jumlah dokumen pelatihan: 2,6 juta (sekitar 8 terabyte teks)
  • Negara asal data: 20 negara di Amerika Latin + Spanyol
  • Negara penyumbang terbesar:
    • Brasil: 685.000 dokumen
    • Meksiko: 385.000 dokumen
    • Spanyol: 325.000 dokumen
    • Kolombia: 220.000 dokumen
    • Argentina: 210.000 dokumen
  • Parameter model: 50 miliar (setara dengan GPT-3.5)

Dengan ukuran sebesar ini, Latam-GPT memiliki kemampuan melakukan penalaran tingkat lanjut, terjemahan antarbahasa, serta pemahaman kontekstual. Yang membuatnya berbeda adalah fokusnya pada dialek dan gaya bahasa khas masyarakat Amerika Latin.

 
Mengapa Latam-GPT Penting?

Kehadiran Latam-GPT dianggap penting karena selama beberapa dekade, Amerika Latin sangat bergantung pada teknologi dari luar. Ketergantungan ini bukan hanya soal perangkat keras atau perangkat lunak, tetapi juga soal narasi dan representasi budaya.

Beberapa alasan mengapa Latam-GPT begitu krusial:

  1. Kedaulatan Teknologi
    Latam-GPT menjadi simbol bahwa kawasan ini mampu membangun dan mengendalikan teknologi sendiri.

  2. Relevansi Budaya
    Banyak AI global yang gagal memahami konteks lokal. Misalnya, idiom dalam bahasa Spanyol Meksiko bisa berbeda dengan bahasa Spanyol di Argentina. Latam-GPT mencoba menjembatani perbedaan tersebut.

  3. Dampak Multi-sektor
    Jika berhasil, Latam-GPT bisa dipakai di berbagai bidang:

    • Pendidikan: digunakan oleh kementerian di Kolombia untuk menyesuaikan kurikulum.
    • Kesehatan: rumah sakit di Brasil dapat melayani pasien dalam bahasa Portugis dengan dukungan AI.
    • Pertanian: petani di pedesaan bisa mendapat solusi AI yang sesuai dengan realitas lokal.
       

Infrastruktur: Superkomputer Seharga 10 Juta Dolar

Membangun model AI sebesar Latam-GPT tentu membutuhkan daya komputasi luar biasa. Untuk itu, Universitas Tarapacá di Chili membangun kluster superkomputer senilai 10 juta dolar AS.

Superkomputer ini dilengkapi GPU NVIDIA H200, salah satu chip AI paling canggih saat ini. Dengan kapasitas ini, Latam-GPT tidak hanya bisa dilatih tetapi juga dikembangkan lebih lanjut oleh lembaga penelitian maupun universitas di kawasan.

Álvaro Soto menggambarkan infrastruktur ini dengan perumpamaan menarik:

“Daya komputasi adalah lapangan sepak bola di era baru ini: tanpa itu, kita bahkan tidak bisa ikut bermain.”
 

Data dan Akar Budaya: AI yang Benar-Benar Lokal

Salah satu keunggulan Latam-GPT adalah keterikatannya dengan budaya lokal. Data pelatihan tidak hanya mencakup teks modern, tetapi juga literatur dan catatan sejarah dari peradaban Aztec, Inca, hingga Mapuche.

Lebih jauh lagi, tim Latam-GPT berencana memperluas basis datanya dengan bahasa-bahasa asli seperti Mapuche, Rapanui, dan Guaraní. Ini menjadikannya salah satu model AI pertama yang memberi ruang bagi bahasa dan budaya yang selama ini sering terpinggirkan.

Pendekatan open source juga memungkinkan penyesuaian lokal. Misalnya, universitas di Argentina bisa mengadaptasi model untuk riset sejarah, sementara startup di Peru dapat memanfaatkannya untuk aplikasi pertanian berbasis AI.

 
Dampak Global: AI Menuju Era Regionalisasi

Latam-GPT memperlihatkan bahwa masa depan AI mungkin bukan lagi tentang satu pemain global yang mendominasi, tetapi lebih ke arah regionalisasi.

  • Eropa kini punya Mistral AI
  • Tiongkok mengembangkan DeepSeek dan ERNIE (Baidu)
  • Amerika Serikat dengan OpenAI dan Google DeepMind
  • Dan kini, Amerika Latin dengan Latam-GPT

Bagi perusahaan global, tren ini berarti mereka harus beradaptasi dengan ekosistem lokal yang semakin kuat. Sementara bagi pemerintah, ini menegaskan bahwa strategi AI tidak hanya soal teknologi, tetapi juga representasi budaya dan identitas nasional.

 
Masa Depan Latam-GPT

Versi publik pertama Latam-GPT direncanakan hadir pada 2025. Namun, itu baru permulaan. Dalam jangka panjang, para peneliti berharap dapat mengembangkan model yang lebih besar dengan kemampuan multimodal, yakni memproses teks, gambar, bahkan video.

Álvaro Soto bahkan membayangkan target tahun 2030:

“Alat yang berbicara kepada kita sesuai konteks kita—dengan tokoh-tokoh dari sejarah kita, bukan hanya contoh dari luar negeri.”

Dengan visi ini, Latam-GPT tidak hanya menjadi proyek teknologi, tetapi juga gerakan budaya untuk mengukuhkan identitas Amerika Latin dalam era digital.

 
Kesimpulan

Latam-GPT adalah langkah revolusioner bagi Amerika Latin. Meski tidak bertujuan menyaingi OpenAI atau Google dalam skala global, proyek ini membawa pesan kuat: AI juga harus inklusif dan relevan secara budaya.

Dengan dukungan superkomputer canggih, basis data yang kaya akan warisan budaya, serta pendekatan open source yang kolaboratif, Latam-GPT berpotensi menjadi contoh bagaimana kawasan lain di dunia dapat membangun kemandirian teknologi.

Bagi Amerika Latin yang selama ini sering dipandang hanya sebagai pengguna teknologi, Latam-GPT adalah simbol kebangkitan, sebuah langkah menuju kedaulatan digital, representasi budaya, dan masa depan AI yang lebih adil.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait