Candle, Proyek Raksasa Meta yang Bawa Internet Super Cepat ke RI
- Rita Puspita Sari
- •
- 14 jam yang lalu

Ilustrasi Proyek Kabel Bawah Laut
Raksasa teknologi Meta tidak hanya berfokus pada media sosial dan kecerdasan buatan (AI). Kini, perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg itu memperluas visinya dengan membangun infrastruktur global yang mampu menghubungkan miliaran orang di seluruh dunia melalui internet super cepat.
Langkah terbaru mereka adalah proyek kabel bawah laut bernama Candle, yang diklaim akan menjadi kabel berkapasitas terbesar di kawasan Asia Pasifik (APAC). Kabel ini diharapkan mampu menghantarkan kecepatan transfer data mencapai 570 terabit per detik (Tbps) — setara dengan memindahkan 1 petabyte data hanya dalam waktu 14 detik.
Kabel Bawah Laut Candle: Infrastruktur Raksasa di Dasar Samudra
Meta menjelaskan bahwa Candle akan menghubungkan enam negara besar di Asia Timur dan Asia Tenggara, yakni Jepang, Taiwan, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Proyek ini dijadwalkan selesai pada tahun 2028 dan akan menjadi tulang punggung utama konektivitas digital lintas samudra di kawasan tersebut.
Dengan panjang sekitar 8.000 kilometer, kabel bawah laut ini dibangun menggunakan teknologi 24 pasang serat optik (fiber-pair cable). Teknologi ini memungkinkan transfer data dalam kapasitas yang jauh lebih besar dibanding sistem kabel sebelumnya. Sebagai perbandingan, sebagian besar kabel bawah laut modern hanya memiliki 8 hingga 16 pasang serat optik.
Peningkatan jumlah serat ini akan membuka jalan bagi kecepatan internet yang belum pernah ada sebelumnya di Asia, terutama di negara kepulauan seperti Indonesia. Dengan konektivitas yang lebih stabil dan cepat, Indonesia berpotensi memperkuat ekonomi digital, memperluas layanan cloud, dan mendukung pengembangan AI skala besar.
Mendukung Ambisi Meta untuk AI Superintelligence
Selain memperluas jangkauan internet, proyek Candle juga berkaitan erat dengan visi besar Mark Zuckerberg tentang “AI Superintelligence” — sistem kecerdasan buatan tingkat lanjut yang bahkan dapat melampaui kemampuan manusia.
Untuk membangun dan melatih model AI superkompleks, dibutuhkan infrastruktur data global dengan kapasitas luar biasa. Candle menjadi salah satu fondasi utama untuk memastikan arus data besar dapat mengalir cepat dan efisien antarnegara. Dengan kata lain, kabel ini bukan sekadar proyek konektivitas, tetapi juga investasi strategis bagi masa depan AI Meta.
Jaringan Kabel Meta Lainnya: Echo, Bifrost, dan Apricot
Candle bukanlah proyek pertama Meta di bawah laut. Sebelumnya, perusahaan ini telah mengerjakan tiga kabel besar lainnya di kawasan Asia Pasifik, yaitu Echo, Bifrost, dan Apricot. Ketiganya bertujuan untuk memperluas kapasitas jaringan lintas samudra dan meningkatkan ketahanan sistem komunikasi global.
- Bifrost
Proyek yang diluncurkan pada 2021 ini menghubungkan Singapura, Indonesia, Filipina, dan Amerika Serikat, dan akan diperluas ke Meksiko pada 2026. Kabel ini menempuh rute baru yang belum pernah digunakan sebelumnya untuk meningkatkan kapasitas jaringan hingga 260 Tbps, sekaligus menyediakan redundansi agar koneksi digital tetap berjalan meskipun jalur utama terganggu. - Echo
Kabel ini saat ini menghubungkan Guam dan California dengan kapasitas 260 Tbps, serta memiliki potensi untuk diperluas ke Asia di masa depan. Echo dirancang untuk mempercepat lalu lintas data lintas Samudra Pasifik dan mendukung kebutuhan layanan Meta seperti Facebook, WhatsApp, dan Instagram dengan performa tinggi. - Apricot
Dengan panjang 12.000 kilometer, Apricot sudah menghubungkan Jepang, Taiwan, dan Guam, dan dalam beberapa tahun ke depan akan diperluas ke Filipina, Indonesia, dan Singapura. Proyek ini menambah 290 Tbps kapasitas jaringan dan memperkuat konektivitas intra-Asia.
Ketiga proyek ini, bersama Candle, akan membentuk jaringan digital superkuat yang menjembatani Asia dan Amerika. Meta menyebut bahwa seluruh sistem kabel bawah laut tersebut dapat mentransfer 1 petabyte data hanya dalam 14 hingga 31 detik, menjadikannya salah satu sistem komunikasi data tercepat di dunia.
Menuju Era Internet Global yang Tak Terputus
Keempat proyek kabel bawah laut Meta bukan hanya tentang meningkatkan kecepatan internet, tetapi juga menciptakan ketahanan digital global. Dengan koneksi lintas benua yang lebih kuat, Meta ingin memastikan bahwa layanan digital dari media sosial, cloud computing, hingga AI dapat berjalan lancar tanpa gangguan besar.
Lebih jauh lagi, Meta juga tengah mengerjakan Project Waterworth, jaringan kabel bawah laut yang akan membentang hingga 50.000 kilometer dan menghubungkan lima benua sekaligus. Jika rampung, ini akan menjadi proyek kabel bawah laut terpanjang di dunia, menandai ambisi Meta untuk menjadi pemimpin utama dalam infrastruktur internet global.
Dampak Besar bagi Indonesia dan Kawasan Asia Tenggara
Bagi Indonesia, kehadiran Candle dan jaringan kabel bawah laut Meta lainnya adalah peluang besar. Dengan koneksi internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah, Indonesia bisa mempercepat transformasi digital di berbagai sektor mulai dari pendidikan, kesehatan, perdagangan, hingga pariwisata digital.
Selain itu, peningkatan konektivitas juga dapat menarik investasi pusat data (data center) dan layanan cloud global ke Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2030.